September 2009 entah kenapa aku ingin banget pulang kampung. Namun setelah sampai di kampong kelahiranku aku sadar, Alloh ingin memberiku kesempatan melihat sahabatku untuk yg terakhir kali. Sahabat kami yang biasa kami panggil Unggut menghempaskan nafas terakhir setelah berjuang melawan sakit paru-paru yang sudah diderita sejak kecil.
April 2010 aku juga nggak pernah tahu kenapa hati ini ngebet banget pengen mudik. Sampai di rumah, hampir tidak ada yang spesial. Temu kangen dengan keluarga, temu kangen juga dengan makanan khas rumah. Sampai akhirnya aku merencanakan pulang hari jumat.
Tapi aku berubah pikiran, balik ke Jogja hari minggu aja. Dan ternyata jumat sore terdengar kabar sahabat kami, Endi, harus beristirahat selamanya, karena kecelakaan.
Sahabat, jika mengenang kalian banyak hal yang membuat kami tertawa. Unggut pola tingkahmu yang bikin gemes, kadang-kadang mangkel tapi hampir tiada dendam yg tumbuh. Endi, aku ingat sebelum kita bersahabat kita sempat berkelahi karena salah sangka. Bahkan saat rumahmu pindah dari desa seberang ke desa yg sama denganku kamu ingin merayakan deng berkelahi lagi. Hu...
Unggut, dalam sakitmu kamu selalu ingin menunjukan bahwa kamu kuat, kamu sehat, dan itu perjuangan yang luar biasa. Endi, keinginanmu untuk terus sekolah tinggi memang tidak tercapai karena masalah duit. Tapi itu adalah pelecut semangatku. Terimakasih telah memberiku arti kehidupan.
Selamat Jalan Sahabat...
1 komentar:
turut bela sungkawa
Posting Komentar
Silahkan berkomentar kawan. Mudah kok, tinggal pilih dengan akun Googel, Wordpress, Nama dan URL/Nama Saja, atau Anonymous :)