Sabtu, 02 Juni 2012

Lagi-lagi Rokok


Entah sejak kapan saya membenci rokok dan perokok sembarangan. Padahal, seingat saya, pada saat masih SMP dulu saya memiliki rencana sebagai supplier rokok yang waktu itu saya pikir akan menjadi bisnis yang paling menguntungkan. Kenapa? Karena saya yakin, rokok pasti akan selalu laku keras, selalu habis dan selalu diburu saat kosong. Jujur, ketika SMP kelas 3 saya sempat nyicipin barang ini, bahkan ketika kelas 1 SMA saya masih konsumsi. Tapi tiba-tiba terhenti begitu saja, alasannya ga asik dan ga enak.
Bahasan saya sebenernya masalah yang ada di rumah tangga tetangga-tetangga saya di Indramayu. Begini, saya hanya akan mengangkat dua kasus saja, karena ini yang paling dekat dan saya bisa liat langsung kondisinya.
Keluarga 1: dia bekerja pada ayah saya sebagai pelayan mie ayam. Gaji yang diberikan oleh ayah sekitar Rp. 50.000 perhari. Bukan hanya itu, setiap harinya ada uang makan senilai Rp. 40.000 dan meskipun sudah ada uang makan, ayah saya selalu membawa bekal untuk makan pegawainya plus juga makan mie ayam+minuman apapun gratis. Saya pikir, enak sekali menjadi pegawai ayah saya, saya juga mau. Hehe.. tapi memang kerjanya lebih dari 12 jam. Tapi asumsinya Rp. 90.000 itu bersih loh. Jika setiap bulan ayah saya berjualan 25 hari (karena setiap jumat libur), maka gaji bersih pegawai ayah saya adalah sekitar Rp. 2.250.000, betul? Saya pikir ini gaji yang sangat besar bagi seorang karyawan yang sama sekali tidak lulus sekolah dasar. Bahkan penghasilan saya, yang anak kuliahan, belum segitu.
Tetapi apa yang terjadi? Rumahnya, halamannya, dandanannya compang camping. Apakah dia menghemat? Ternyata tidak. Karena dia tidak memiliki tabungan sepeserpun. Bagaimana saya tahu? Ketika anak keduanya lahir dan harus melalui operasi sesar, keluarga ini tidak memiliki biaya sepeserpun untuk membayar biaya rumah sakit. Akhirnya, ibu saya yang nalangin. Tabungan untuk pendidikan anak-anaknya pun tidak ada. Tetapi jika saya melihatnya di tiap hari-harinya, maka tidak ada pemandangan selain ada asap rokok dari mulutnya. Perhari mampu menghabiskan 2 bungkus - yang diakui. Padahal biaya perbungkus rokok yang dia konsumsi sekitar 10.000, kadang-kadang yang merk lebih mahal. Ironisnya, ketika anaknya butuh membuat akte kelahiran dan anak pertamanya ingin dibelikan sepeda ontel, mereka tidak memiliki uang. Lebih ironis lagi ketika sang suami ini sering sakit-sakitan akan tetapi mulut tetep ngebul.
Keluarga 2: lebih ironis lagi. Karena dia tidak memiliki penghasilan tetap, bahkan tidak tetap berpenghasilan. Kata orang-orang yang lebih lama mengamatinya, dia lebih banyak di rumah ketimbang istrinya. Agak sedikit malu ketika beliau adalah lulusan pondok pesantren, mahir bahasa arab, ngajinya juga jago. Tetapi seperti itu. Setiap harinya dia mampu menghabiskan 2 bungkus rokok (menurut pengakuan istri) seharga Rp. 13.000. Jika angka itu dikalikan dengan 30 hari, maka dia menghabiskan Rp. 390.000 perbulan untuk rokok. Ironisnya lagi, ketika anaknya yang berumur 5 tahun meminta sepeda, susahnya minta ampun untuk mengeluarkan duit sebesar Rp. 300.000 doang. Kondisi rumah? Tidak jauh berbeda dengan keluarga pertama. Hanya saja lebih besar, warisan dari almarhum ibu dari sang istri.
Saya tidak mau banyak komentar lagi deh. Saya juga tidak mau menghujat keduanya karena mungkin di Mata Alloh kedua insan ini lebih mulia. Tetapi dalam kasus ini, mereka egois. Ingat akan hak istri dan anak akan harta yang kita miliki, ingat hak tubuh akan kesehatan, ingat juga hak istri akan kesegaran nafas, dan ingat ketika makan bawang yang nggak terlalu bau aja rosul melarang pergi ke masjid, ko yo berani-beraninya mengkonsumsi barang haram (menurut versi tarjih muhammadiyah) di dalam masjid? Ketika kebutuhan rumah tangganya saja masih banyak kekurangan, apakah adil jika suami membakar uang untuk rokok? Wallohua’lam.


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar kawan. Mudah kok, tinggal pilih dengan akun Googel, Wordpress, Nama dan URL/Nama Saja, atau Anonymous :)

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Mengenai Saya

Foto saya
Berbagi informasi CPNS dan Lowongan Pekerjaan
Masukan email-mu untuk terus update artikel dan info CPNS dan Lowker dari Adipanca.Net

Copyright © 2012. Adi & Panca Blog - All Rights Reserved Thanks to: by Blog Bamz